Ini 6 Syarat Mencari Ilmu
2018-11-29
Add Comment
Enam Syarat Mencari Ilmu-Menurut Ali Bin Abi Thalib ada 6 syarat mencari ilmu yakni cerdas, giat/rajin ( semangat ), sabar, bekal ( biaya ), petunjuk dari guru, dan waktu yang lama. Enam sayarat tersebut disampaikan oleh Ali Bin Abi Thalib via syairnya yang terjemahannya " Tidak akan berhasil seseorang dalam mencari ilmu kecuali dengan enam syarat, maka akan saya sampaikan kepadamu keseluruhan syarat-syarat tersebut dengan jelas. Cerdas, giat, sabar, mempunyai biaya, adanya petunjuk dari seorang guru, dan dalam waktu yang lama".
Syarat-syarat tersebut berlaku untuk syarat mencari ilmu agama maupun ilmu umum. Untuk lebih jelasnya simak sedikit klarifikasi di bawah ini :
1. Cerdas-Menurut Hasan Sadily, dkk, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1997, halaman 186,cerdas sanggup diartikan sebagai tepat dalam perkembangan kecerdikan dan budi (untuk berpikir, mengerti ). Anak/Orang yang cerdas juga sanggup diartikan sebagai insan yang tajam pikirannya, sehingga sanggup mengingat, menghafal, dan memahami apa yang dipelajarinya dengan cepat. Selain definisi di atas, Muhammad Said Mursi,pada Op.Cit, halaman 207 menjelasakan bahwa kecerdasan ( intellegensi ) yakni kemampuan untuk memahami keterkaitan antara banyak sekali hal, kemampuan untuk mencipta, memperbaharui, mengajar, berpikir, memahami, mengingat, merasakan, berimajinasi, memecahkan permasalahan, dan kemampuan untuk mengerjakan banyak sekali pekerjaan dalam banyak sekali tingkat kesulitan. Dari definisi tersebut sangatlah tepat apa yang dikemukakan oleh Ali Bin Abi Thalib, di mana cerdas ditempatkan pada syarat yang pertama dalam menuntut ilmu. Jika anak/orang mempunyai kecerdasan yang tinggi maka akan cepat menyerap ilmu yang sengaja dipelajari maupun yang tidak sengaja dipelajari, sebaliknya jikalau seseorang mempunyai kecerdasan yang rendah maka akan lebih membutuhkan waktu usang dalam menyerap suatu ilmu.
2. Giat ( Rajin; Semangat )- Giat dalam hal ini diartikan sebagai kegigihan dan keuletan/ketekunan dalam menghadapi problem-problem yang ada dalam proses belajar.
3. Sabar-Ada beberapa definisi/pengertian sabar sebagai berikut:
3. Sabar-Ada beberapa definisi/pengertian sabar sebagai berikut:
- Sabar yakni tahan dalam menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, dan tidak patah hati. ( Ibid halaman 158-160 )
- Sabar ialah tetap dan teguhnya dorongan keagamaan dalam menghadapi dorongan hawa nafsu. ( Imam Muhyidin An-Nawawi, Al Adzkar, Darul Ihya; Indonesia, hal 4 ).
- Definisi sabar berdasarkan bahasa yakni bahwa sabar berasal dari bahasa Arab yakni " Shobaro " yang sudah menjadi bentuk infinitif ( masdar ) " Shobron ". Dari segi bahasa sabar berarti menahan atau mencegah. Kata sabar sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia.
- Menurut istilah, sabar yakni menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan verbal dari keluh kesah serta menahan anggota badan dari perbuatan yang tidak terarah.( http://islamiyyah.mywibes.com/ )
4. Mempunyai biaya- Mempunyai biaya di sini diartikan sebagai ongkos yang mencukupi untuk biaya hidup, sekiranya orang yang mencari/menuntut ilmu tidak lagi membutuhkan dukungan dari orang lain dalam duduk kasus rejeki. Jika pencari ilmu, dalam hal ini para siswa yang masih duduk di dingklik SD, SLTP, dan SLTA mungkin duduk kasus biaya sudah ditanggung oleh orang tuanya atau walinya, dengan demikian maka seorang pelajar sanggup fokus dalam setiap harinya untuk belajar. Apalagi ketika kini banyak siswa yang mendapatkan BSM.
Seseorang yang sedang mencari ilmu disyaratkan untuk mempunyai biaya (ongkos). Dimaksudkan supaya orang tersebut bisa berkonsentrasi secara penuh dalam mencari ilmu (belajar) sehingga tidak terganggu dengan pemikiran-pemikiran yang lain yang bisa mengganggu dalam proses belajarnya, seseorang mustahil bisa menuntut ilmu dengan baik apabila ia tidak mempunyai biaya untuk membeli alat-alat kebutuhan belajar, menyerupai buku pelajaran misalnya, atau seseorang tidak akan bisa mencar ilmu dengan damai apabila ia kekurangan uang untuk kebutuhan sehari-hari, menyerupai halnya kebutuhan untuk makan. Jadi, kalau secara logika tidak mungkin seseorang bisa mencar ilmu dengan baik apabila konsentrasinya masih terpecah dalam duduk kasus biaya kehidupannya, kalaupun orang tersebut bisa menutupi kekurangannya dalam hal biaya (ongkos) ini dengan bekerja sambilan, tetap saja akan menghipnotis konsentrasinya dalam belajar, alasannya orang tersebut konsentrasinya terpecah antara bagaimana cara mencari biaya hidup dengan bagaimana biar pelajaran yang ia sanggup bisa dikuasai dengan baik.
Orang Jawa menyampaikan “jer basuki mowo beo”, kesuksesan atau kejayaan tidak akan pernah bisa tercapai kecuali dengan adanya biaya. Kiranya hal ini tepat adanya bila dicocokkan dengan persyaratan bulghoh/bekal,sebagaimana ongkos (biaya) mempunyai andil yang sangat besar dalam mencapai kesuksesan atau kejayaan.
5. Adanya petunjuk dari guru-Guru yakni orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani penerima didik biar mencapai tingkat kedewasaan, sehingga ia bisa menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya (baik sebagai khalifah maupun ‘abd). Guru bertanggung jawab tidak sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Hal ini mau tidak mau menuntut guru biar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi juga di luar sekolah. Dengan kata lain, kiprah guru yakni melahirkan atau membentuk insan yang pintar dan berbudi mulia serta taat kepada Tuhan,sehingga mereka (anak didik) menjadi insan yang berguna, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain, serta yang tidak kalah pentingnya ialah manfaat untuk agamanya sehingga mereka bisa mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Guru mempunyai peranan sangat penting dalam proses belajarnya para siswa/pelajar, memang benar ada sesorang yang sanggup mencar ilmu tanpa guru ( belajar sendiri ), akan tetapi model mencar ilmu tanpa guru sangatlah rentan dengan kekeliruan. Menurut saya, jikalau Anda ingin mencar ilmu belajar sendiri wacana kajian ilmu konkret apapun dengan sumber buku, internet, dan lain-lain sebaiknya apa yang telah Anda pelajari dan pahami, tanyakanlah wacana kebenarannya kepada seseorang/guru yang andal di bidangnya.
6. Waktu yang lama- Yang dimaksud dengan waktu yang usang yakni sebenarnya di dalam mencari ilmu apabila seseorang menginginkan biar benar-benar menguasai suatu ilmu maka haruslah mempelajari ilmu tersebut dalam waktu yang relatif lama, alasannya hal-hal yang berafiliasi dengan ilmu tersebut sangat banyak sehingga tidak bisa ditempuh dalam waktu yang singkat. Coba Anda hitung berapa banyak disiplin ilmu yang ada dari jenjang pendidikan yang terendah hingga yang tertinggi baik di jenjang pendidikan formal maupun non formal. Mungkin semakin banyak kita mencar ilmu maka kita akan semakin merasa kurang pintar lantaran begitu banyaknya ilmu yang sebelumnya kita belum pernah mengetahuinya.
Demikian 6 syarat mencari ilmu, semoga kita bisa memalsukan Ilmu Padi, yang mana semakin berisi maka semakin menunduk. Semoga bermanfaat
Sumber bacaan : http://library.walisongo.ac.id/
0 Response to "Ini 6 Syarat Mencari Ilmu"
Post a Comment